Rabu, 08 Juli 2009

Danau Maninjau

Untuk mencapai danau kita harus melalui jalanan dengan turunan dan tanjakan terjal selain itu kita melewati jalan yang berkelok-kelok sebanyak 44 kelokan. jalan ini terkenal dengan nama kelok 44. sebelum melanjutkan perjalanan menuju danau Kami istirahat di sebuah kedai minuman, kedai ini terletak sebelum kelok 1 ,dari kedai ini kami dapat melihat pemandangan danau yang indah, awan putih menyelimuti dan berarak di atas danau..Subhanallah...indah nian KAU ciptakan alam ini....setelah puas melihat dari ketinggian saat nya petualangan melewati kelok 44 di mulai..Awalnya kami senang tapi karena antar kelokan terlalu dekat maka mual dan pusing mulai terasa...Alhamdulillah akhirnya tiba juga kami  di tepian danau.


Perjalanan kami lanjutkan dengan mengunjungi Meseum buya HAMKA yang terletak di  tepi Danau Maninjau, Di suatu kampung bernama Tanah Sirah, dalam Nagari Sungai Batang, di situlah rumah orangtua dan tempat kelahiran BUYA HAMKA . Sebuah rumah atap ijuk bergonjong empat, menghadap ke Danau, membelakang ke timur. Halamannya tidak luas, sebab rumah itu di lereng bukit.
Naik kehalaman Museum, di tepi sebelah utara berdiri sebuah Musholah. Di dalam museum itu tersimpaan berbagai peninggalan Buya Hamka. Ada ruang tidur yang berisi ranjang bersalut kelambu yang dulu sempat menjadi tempat tidur sang Buya. Di sudut ruangan lainnyatampak pula beraneka barang, seperti sebilah tongkat yang dalam rak tersendiri,dua kursi rotan, juag ada lemari kaca berisi jubah dan juga aksesoris lain yang biasa dikenakan Buya. Di semua dinding banyak tergantung foto Buya.”Benda benda peninggalan ini sumbangan dari berbagai pihak, terutama dari keluarga Buya Hamka,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar